Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Si Lebay

Perkenalkan namaku Lebay, tubuhku terbuat dari debu kerikil arcopodo yang di dalamnya mengalir darah semangat sangga buana, ototku terbentuk dari baja keberanian gajahmungkur dan hatiku tercipta dari bongkahan jiwa abadi surya kencana. Telah kususuri jalan tapak penuh liku, duri dan nanah untuk kesekian kalinya. Jalan yang sarat akan peperangan nestapa pilu, dimana raja kepalsuan menjadi pemenangnya. Pagi ini ku temui pengemis. Ku kepalkan ditangannya segenggam emas dua puluh empat karat. Ku modali para perampok itu senjata api untuk menembak kemaluannya sendiri. Ku nikahi seribu bidadari papa penuh penyakit dunia. Ketika mereka merengak dalam dekapan tali di leher, terkait di dahan pohon adenium raksasa. Untuk menyelesaikan penderitaan Baca Selengkapnya...

Surat-surat Cinta Kahlil Gibran dan May Zaidah 2

Surat dari Kahlil Gibran kepada May Zaidah, yang menceritakan tentang perasan Gibran yang terdalam tentang sahabat, yang tidak pernah mengerti buah dari rahasia dan pemikirannya, dan mengatakan bahwa : “Ini hanyalah nyanyian yang merdu” perihal isi hati Gibran. Tentang ke-putus asa-an yang hanya bersifat sementara. Yang kemudian ke-putus asa-an akan itu akan berubah menjadi sebuah harapan. Surat Dari Kahlil Gibran kepada May Zaidah 1 November 1920 Baca Selengkapnya...

Cerpenku : SamSara dan Bulan

Sam, masih saja termenung, duduk di atas atap rumahnya memendangi bulan. Sara, gadis titisan medusa dan dewi sri, dengan kekuatan medusa dan kebijakan dewi sri menyatu dalam dirinya. Cantik dengan tatapan sendu yang bisa membuat lelaki terpatung seperti batu, jika menatapnya. Huuuuushh!!, Sam menghembuskan nafas bersama bayangan Sara yang sedikitpun tidak pernah hilang dari ingatannya. Sara, kenapa kamu harus pergi. Ke kota yang tidak pernah aku bayangkan dan mengerti. Demikian aku selalu mengatakan padanya. Hanya untuk menjadi seorang penulis?, tidak inginkah kamu menghabiskan waktu bersamaku lagi dan memandang bulan, kemudian saling berbagi tentang penatnya hidup?. Tak kuasa rasanya melepas gadis ini. Dia sahabat sekaligus perasaan hati yang terwujud, walaupun secara terang aku tidak pernah mengatakannya. Besok ia berangkat, aku amat bimbang. Apa aku harus mengantarnya dan mengucapkan “selamat berpisah”, dengan bola mata terpendar air mata?. Atau aku hanya diam di sini dan meniti

Surat-surat Cinta Kahlil Gibran dan May Zaidah 1

Dr. Jamil Jabre menulis : “Sulit dibayangkan seorang pria dan seorang wanita jatuh cinta tanpa saling mengenal atau bertemu, kecuali hanya lewat korespondensi (surat-menyurat). Akan tetapi para seniman memang punya cara hidup sendiri yang aneh, dan hanya dapat di pahami oleh mereka sendiri. Beliau menambahkan : “Hubungan sastra dan hubungan cinta antara Kahlil Gibran dan May Zaidah bukanlah sebuah dongeng atau praduga, tetapi sebaliknya adalah sebuah fakta yang dapat di buktikan kepada umum lewat surat-surat yang di terbitkan oleh May Zaidah setelah Gibran Wafat.” Ketika Buku sayap-sayap cinta (The Broken Wings), pertama kali terbit dalam bahasa arab, Gibran mengirimkan satu jilid kepada May Zaidah, seorang pengarang Wanita terkenal dari Lebanon. Gibran meminta kepada May Zaidah untuk mengulasnya. Untuk itu May menulis surat sebagai berikut : Baca selengkapnya...