Cerpenku : SamSara dan Bulan

Sam, masih saja termenung, duduk di atas atap rumahnya memendangi bulan. Sara, gadis titisan medusa dan dewi sri, dengan kekuatan medusa dan kebijakan dewi sri menyatu dalam dirinya. Cantik dengan tatapan sendu yang bisa membuat lelaki terpatung seperti batu, jika menatapnya. Huuuuushh!!, Sam menghembuskan nafas bersama bayangan Sara yang sedikitpun tidak pernah hilang dari ingatannya.

Sara, kenapa kamu harus pergi. Ke kota yang tidak pernah aku bayangkan dan mengerti. Demikian aku selalu mengatakan padanya. Hanya untuk menjadi seorang penulis?, tidak inginkah kamu menghabiskan waktu bersamaku lagi dan memandang bulan, kemudian saling berbagi tentang penatnya hidup?.

Tak kuasa rasanya melepas gadis ini. Dia sahabat sekaligus perasaan hati yang terwujud, walaupun secara terang aku tidak pernah mengatakannya. Besok ia berangkat, aku amat bimbang. Apa aku harus mengantarnya dan mengucapkan “selamat berpisah”, dengan bola mata terpendar air mata?. Atau aku hanya diam di sini dan menitipkan, salam perpisahan ini kepada angin. Namun kemudian akan menimbulkan tanda tanya dan kebencian pada diri Sara, yang mengira aku tidak peduli akan kepergiannya. Ah, mungkin sebaiknya aku tidak melakukan ke-dua-nya. Biarlah ia pergi bersama kebencian itu, agar supaya Sara cepat melupakan aku. Meskipun Sara tidak pernah akan bisa melupakan Samdari seperti yang ia katakan sebelum-sebelumnya.

Baca Selengkapnya... 

Komentar

  1. Some people's mind cannot be changed even after so many things has happened wrong, They constantly do the same thing till they get a bad depression on it.

    BalasHapus
  2. Trinidad and Tobago is a dual-island 카지노사이트 Caribbean nation near Venezuela with authorized playing

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anugerah Ibu Anugerah

Si Pahit Umur