kepulan kabut

Pagi ini sebersit kabut, kalam namun mengharukan tapi juga menggembirakan meraba kesendirian. Wanginya separti telah ku kenal puluhan tahun yang lalu. Kadang merobek hati namun kemudian ia menampakkan wujudnya kembali seperti itu seterusnya.

Ada hal yang kita pahami sebagian sangat mudah, sebagian lagi gelap bisa terang bisa juga kabur.

Seperti sebuah permainan yang di kutuk melalui pikiran ketika hati memaknainya ia hilang tak tentu rimbanya separti tersesat dan tanpa ampun membalikkan kesadaran.

Sebersit kabut itu masih saja terbentuk dengan citranya yang anggun, meliuk-liuk dengan lincah seolah ia adalah penari ulung yang tak tertandingi kelihaian gerakannya. Ingin rasanya ku menyibak kepulan sang kabut dengan sepi jiwa dan menyedotnya dalam botol-botol anggur kosong itu.

Sampai-sampai ia kemudian melantunkan sebuah puisi yang ku kenal :

"kabut ku kabut mu,
sesungguhnya bentukku indah.


Mengapa kau ingin mengurungku
Lepaskanlah aku selayaknya burung-burung
yang terbang di angkasa dan membumi hanya untuk mampir
dan sekedar mencari minum atau makan.


sebenarnya kurungan itu adalah kutukan buatku,
kanapa aku di musuhi padahal aku hanya menyanyikan lagu kenestapaan hati.


Seandainya aku ini lagu maka kamu adalahan seruling ku
Seandainya aku ini Cinta maka aku pasanganmu.


genggamlah aku sesaat, namun kemudian aku akan pergi
menyisakan sebauah jawaban untuk hati.


Peluklah aku, sesaat kemudian aku akan terbang kembali
mengarungi alam, jiwa dan pikiran.



ketika ia telah membacakan puisinya, ia kambali menghilang, datang, menghilang, datang lagidan menghilang lagi dan terahkir ia akan tertawa menyebut dirinya dengan bangga "aku Kepulan Kabut....!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pahit Umur

Cerpenku : SamSara dan Bulan

Surat-surat Cinta Kahlil Gibran dan May Zaidah 2